Mengejar Impian

Selasa, 14 Juni 2011

Setiap orang mempunyai impian. Masing-masing orang tentu memiliki impian berbeda-beda. Ada yang mempunyai impian menjadi miliarder papan atas di dunia, mempunyai bisnis yang besar, mempunyai yayasan sosial yang besar dan canggih, berpengaruh dan terkenal di seluruh jagat, menjadi profesor ternama, menemukan mesin spektakuler, menjadi pelawak terkenal di seluruh dunia, mendapatkan pasangan hidup yang kaya dan terkenal dan lain sebagainya.

Impian itu merupakan hal besar yang mungkin mustahil diwujudkan bila dilihat dalam kondisi Anda sekarang ini. Tetapi sebenarnya impian merupakan langkah menuju sukses yang teramat penting. Tentang apakah impian tersebut terwujud atau tidak semuanya ada di tangan Anda sendiri.

Ada yang lebih cepat mewujudkan impian, ada pula yang lambat, bahkan ada yang tidak berhasil karena tidak melakukan langkah apa pun untuk mewujudkan impian tersebut. Ibarat Anda mengendarai mobil menuju sebuah tujuan yaitu impian tadi, terkadang lebih cepat sampai atau lebih lambat karena kondisi jalan berkelok, bergelombang atau banyak batu sandungan. Tak jarang diantara kita tak pernah sampai ke tempat tujuan karena hanya menggerutu dan mengutuk kondisi medan jalan yang sulit ditempuh atau terlalu lama tidur di tepi jalan.

Umumnya setiap proses menuju impian terasa tidak begitu mudah dilalui. Ada saja tantangan meskipun Anda sudah melakukan yang terbaik, sehingga membutuhkan usaha yang berulang-ulang, perhatian dan perjuangan ekstra. Tantangan tersebut bukanlah kegagalan. Bahkan bila kita cermati, tantangan itu membentuk diri Anda menjadi lebih baik dalam berbagai hal.

Jadi jangan mudah putus asa dan kehilangan keberanian untuk mencoba lagi mewujudkan impian. Tingkatkan kemauan Anda. Maka pintu kesempatan untuk mewujudkan impian akan selalu terbuka lebar.

Jonathan, teman saya semasa SMA begitu mencintai dunia bisnis dan bermimpi untuk mengabdikan hidupnya di dunia tersebut. Beberapa tahun kemudian usahanya berkembang pesat dan menggurita. Hidupnya bergelimang kesuksesan.

Namun di usia 40 tahun ia tersadar akan impiannya mengabdi di dunia pendidikan. Sehingga ia memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan. Kemudian ia berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dan S3. Saat ini ia sudah menjadi seorang profesor di sebuah universitas ternama di Malaysia. “Setelah mengelilingi seputaran, baru aku temui diriku yang sebenarnya. Kini aku memulai kehidupanku yang baru,” katanya.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh orang-orang yang sudah berhasil meraih impian. Jika mereka berhasil, lalu mengapa sebagian besar diantara kita belum mencapainya? Seperti yang sudah saya singgung tadi, jawabannya adalah karena kita belum melaksanakan tindakan untuk menjemput impian tersebut. Tindakan yang saya maksud adalah melakukan sesuatu untuk mendekatkan diri pada tujuan. Jika tidak dapat melakukan tindakan secara lebih cepat, Anda dapat memulainya secara perlahan. Tetapi pastikan Anda selalu melakukan sesuatu untuk tiba pada impian itu.

Belajar dari salah seorang teman saya yang bermimpi suaminya kelak adalah pria yang sukses dalam karir dan mencintai dirinya sepenuh hati. Oleh sebab itu ia sangat berhati-hati memilih teman dekatnya. Sampai-sampai mayoritas teman-teman dan kerabatnya pesimis, karena di usia sudah memasuki 30 tahun ia belum menemukan pendamping.

Tetapi kemauannya begitu kuat dan tidak pernah putus asa mencari sekaligus menunggu. Di usia 35 tahun barulah ia berhasil menemukan pria yang dia impikan. Meskipun agak terlambat, tetapi ia berhasil mendapatkan apa yang sangat ia dambakan. Bahkan sekarang kebahagiaannya semakin lengkap setelah dikaruniai seorang anak lelaki.

Selain tindakan, untuk sampai kepada impian juga butuh sikap konsisten. Artinya Anda siap menghadapi tantangan dalam proses pencapaian impian, sekalipun Anda harus keluar dari zona nyaman. “In Dreams Begin Responsibilities. Tanggung jawab bermula dari sebuah impian,” kata Delmore Schwartz. Sekali Anda bersikap konsisten, maka Anda akan selalu menemukan kekuatan untuk terus melanjutkan perjuangan hingga tiba pada tujuan.

Seperti teman saya lainnya sebut saja Desi, meskipun baru berusia 30 tahun ia mempunyai karir sangat cemerlang dan mempunyai keluarga yang harmonis. Hidupnya sukses dan bahagia. Tetapi ia masih mempunyai impian untuk menyelesaikan pendidikan sarjana yang tertunda sejak 7 tahun yang lalu.

Demi mengejar impian tersebut ia tidak segan keluar dari zona nyaman. Sebagaimana Jiminy Cricket menyatakan, “When your heart is in your dreams, no request is too extreme. – Ketika impian itu tertanam di hati Anda, tak kan ada yang terasa berat untuk dilakukan.” Oleh sebab itu, Desi justru menikmati aktivitasnya belajar di sebuah universitas swasta di Jakarta dua kali dalam satu minggu. Sesampainya di rumah ia juga masih menyempatkan diri untuk belajar. Motivasinya semata-mata hanya ingin mengejar impian yang tertunda, bukan sekedar mencari selembar ijasah atau tergiur posisi lebih strategis di kantor setelah mendapatkan gelar sarjana nanti.

Impian mungkin hanya merupakan khayalan belaka. Tetapi jika impian tersebut disertai dengan tindakan, sikap konsisten, dan kemauan untuk berjuang keras meskipun harus keluar dari zona nyaman ditambah dengan rasa syukur dan doa maka akan menjadikan diri kita lebih pintar, kreatif dan kehidupan kita lebih terarah. Jika Anda ingin meningkatkan produktivitas diri dan kualitas kehidupan, maka pastikan Anda mempunyai impian dan berusaha maksimal untuk mengejarnya.

Bersyukur Dan Bersabar

Diceritakan bahwa, Imran bin Haththan, suatu hari, masuk rumah untuk menemui istrinya. Imran adalah seorang yang buruk muka, tak ganteng, lagipula pendek, sementara itu, istrinya begitu cantik. Tatkala ia memandang istrinya, wanita itu bertambah cantik saja dalam pandangannya. Dia pun tak mampu mengekang dirinya untuk terus menatap sang istri.

Lalu istrinyapun keheranan dan bertanya,”Ada apa denganmu, suamiku?”

“Alhamdulillah, engkau sungguh seorang wanita yang cantik sekali,”jawab Imran spontan.

“Berbahagialah, karena aku dan engkau berada dalam surga,” kata istrinya lembut.

“Darimana engkau tahu itu?”, tanya Imran keheranan.

Istrinya menjawab,”Karena engkau telah diberi wanita seperti aku lalu engkau bersyukur, sedangkan aku diuji dengan seorang pria seperti engkau dan aku bersabar. Sementara itu, orang yang sabar dan bersyukur, keduanya berada dalam surga”.

Secret Admirer

Minggu, 12 Juni 2011


Secret Admirer atau bahasa Indonesianya pemuja rahasia, kayak lagunya Sheila On 7. “kuawali hariku dengan mendoakanmu agar kau selalu sehat dan bahagia di sana sebelum kau melupakanku lebih jauh sebelum kau meninggalkanku lebih jauh” kok malah nyanyi, hehehhe. Kembali ke topic, sebenernya aku juga salah satu dari secret admirer tersebut. Tapi entah mengapa aku ngerasa aman dengan posisi seperti itu, aman dari perasaannya yang mungkin tidak suka dengan orang yang selalu ngejer-ngejer cintanya. Dengan melihatnya saja sudah membuat aku menjadi seneng, apalagi kalo sampai bisa ngobrol ama dia bisa-bisa aku udah di RS di opname gara-gara kehabisan darah, hehehehe. Munkin bagi orang lain dia itu biasa-biasa aja tap bagi aku dia udah perfect banget. Perfect mukanya, hatinya, cara ngomongnya pokoknya semuanya deh meskipun aku belom pernah sekalipun ngobrol ama dia, hiks… hiksss . Jadi secret admirer ternyata harus punya kesabaran yang lebih loh, karena banyak resiko yang harus dibeban. Kita akan ngerasa cemburu abis-abisan ketika melihat dia jalan sama cowok laen tapi kita nggak bisa berbuat apa-apa karena dia bukan pacar kita. Apalagi kalo dia udah jadian sama cowok lain, rasanya kayak mau nangis padahal menjalin hubngan dengan aja belom pernah.

Aku pernah loh ngobrol ama cewek yang ku kagumi tapi cuma bebrapa kata, gini loh ceritanya. Waktu itu aku mau wisuda jadi hari itu aku gladireksi untuk persiapan wisuda, kami dijelasi harus seperti pas wisuda. Naahh ketika pembagian baju toga, aku ama temen-temen nyobain tuh toga pas kagak di badan. Waktu udah selesai nyobain toga temen aku teriak “woi bro ada gebetan loe tuh” ucap temen aku. “Mana??” Tanya aku sambil tengok sana-sini. “Itu di panggung yang pake baju ijo garis-garis” sambil nunjuki ke arah panggung sahut temen aku. Niat aku sih pengen ngampiri dia tapi dasar akunya aja yang nggak punya nyali jadi batal deh niat aku. Aku berpikir mungkin belom saatnya, tak lama kemudian dia lewat di kami tiba-tiba saja temen aku manggil dia dan ngomong kalo aku temen SMPnya dulu. Langsung aja dia nengok ke arah aku sambil kebingungan gitu. Tapi adegan itu nggak berlangsung lama, temen aku ngajain dia untuk foto bareng. Dan diapun mengiyakan, kami pun langsung foto rame-rame bareng dia. Aku ngambil posisi tepat di samping dia, duuh rasanya hepi banget dada ini rasanya berdebar-debar trus nggak mau berhenti. Pokonya perasaan itu nggak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bahkan oleh Chairil Anwar sekalipun. Ada rasa seneng, deg-degan, takut, sumringah campur aduk deh. Tak lama kemudian proses foto bareng selesai dan dia pun berpamitan untuk pulang, kami saling berjabat tangan sama dia. Waktu aku berjabat tangan sama dia rasanya lebih parah dari ada di deket dia, perasaan ini lebih kronis, lebih mendebarkan, lebih dan lebih. Gila tangannya lembut banget, halus dan wangi. Rasanya nggak mau ngelepasi tangannya. Ketika dia pergi kok rasanya sedih banget ya, kayak mau pisah sama dia selamanya. Tangan aku yang habis salaman sama dia baunya masih wangi loh, rasanya tangan nggak mau aku cuci biar baunya nggak hilang. Itulah sepenggal kisah aku sama dia, menurut orang lain ini mungkin biasa aja tapi menurut aku ini adalah pengalaman yang sangat indah sepanjang hidup aku. Pengalaman yang nggak mungkin aku lupakan…

Aku tahu, menjadi secret admirer adalah tindakan yang egois. Sang kekasih tak pernah tahu bahwa dia menjadi tokoh yang sangat dikagumi pengagum. Ia tak pernah diberi kesempatan untuk ikut memberi perhatian, atau bahkan ikut memberi cintanya. Dan yang paling parah, ia mungkin akan memilih orang yang tak bisa mencintai sedalam aku mencintainya. Ingat film Alexandria? “Itu egois, Gas!”. Mungkin sudah saatnya aku berubah menjadi sosok yang lebih berani lagi. Semangat, Go go...

Mulai eksis Lagi...

Sabtu, 11 Juni 2011

Dah lama ni ga' nulis di blog gw, jangankan untuk nulis buka blog aja udah jarang maklumlah kebanyakan buka facebook jadi lupa kalo ada blog, hehehe.
Sebenarnya gw juga ga' tw sih mw nulis apaan di blog, ga' ada yang bisa di tuangkan di blog jadi bingung ndiri, ngok. hehe (gaya si hendra petir). Sebenernya gw mw critain tentang diri gw tapi ga' ada yang istimewa semuanya biasa aja malahan membosankan, gw sih pengen melakukan hal yg berbeda dari biasanya tapi tw mw ngelakuin apaan semuanya kosong tanpa ada secercah pemikiran. Ya sudahla buat apa mikiri hal yang kayak gitu mending gw cari kesibukan aja di internet kali-kali aja mendapatkan sesuatu yang beda dari biasanya, hehehe.
Udah dulu yaah, ntar gw sambung lagi deh kalo udah dapet sesuatu yang beda dari biasanya. bye...